Aku sempat berfikir entah sampai
kapan perasaanku terus berputar. Ketika bahagia itu datang dan dalam waktu
singkat sedih itu singgah dan membuat bahagia itu marah dan pergi menjadi
benci. Mungkin kehidupanku tidak seindah mereka. Mereka yang punya segalanya. Mereka
yang keluarganya bahagia. Mereka yang bisa mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Dan mereka yang mempunyai kehidupan mencapai kesempurnaan. Tapi itu “mereka”
bukan “aku”. Disatu sisi aku tidak bisa menjadi seperti mereka. Aku tibak bisa
punya segalanya. Aku punya keluarga bahagia, tapi setelah ayahku pergi setengah
kebahagiaan itu hilang. Aku punya kehidupan, tapi mungkin kehidupanku tidak bisa
dimengerti oleh orang lain.
Lagi lagi aku berfikir “mengapa semua
yang aku rasakan tidak pernah mereka rasakan?” “mengapa mereka bisa
mengeluarkan perasaan itu tapi aku tidak?” dan “mengapa mereka begitu dan aku
begini?” jujur aku lelah tersenyum demi kesedihanku,dan aku lelah kuat demi kerapuhanku. tapi di satu
sisi aku bilang pada diriku bahwa aku mampu tersenyum, mampu tertawa, mampu
bahagia walaupun sebenarnya aku tidak merasakan itu dan aku bangga bisa
melakukanya. Aku bangga ketika mereka menangis aku mampu membuat mereka
tersenyum kembali, aku bangga ketika mereka marah aku dapat meredam kemarahan
itu tanpa mereka ketahui bahwa aku belajar bertahan dari semua yang aku
utarakan dan tanpa mereka tahu bahwa aku lebih membutuhkan perlakuan itu, aku
butuh mereka yang menghapus dan meredam sedih dan amarahku. tapi aku belajar
menahan, aku belajar menahan kesedihanku dan mencoba mengeluarkan kebahagiaan
palsu. Cukup aku yang merasakan tapi jangan mereka. Dengan melihat mereka
tersenyum dan tertawa bersamaku, semua sedih itu perlahan hilang sesaat. Tapi bukan
untuk selamanya.
Setiap malam atau di waktu sunyi, sedih
itu datang kembali. Dan ingin rasanya aku menghubungi dan menceritakan semuanya
kepada mereka, tp hal itu tidak aku lakukan. Biar sedih itu aku yang simpan. Yang
mereka harus tau dan yang mereka harus lihat adalah bagaimana cara aku
tersenyum, tertawa, dan berbagi lelucon. Bukan bagaimana cara aku menangis, mengeluh
dan meneteskan air mata. Dan sampai hari ini aku akan terus mencoba mengatakan
bahwa.. Aku akan selalu cinta kehidupanku :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar